Minggu, 11 Mei 2014

Cerpen - Sepenggal Kisah Seorang Anak Pemulung

    Hidup seorang anak bernama Kaspo yang sedang termenung dalam alunan suara gemericik air yang turun dari langit. Kaspo bersama keluarganya sedang berteduh di bawah naungan atap sebuah bangunan tua di pinggir kota. Dilihatnya jam tangan yang tergantung di pinggir sebuah gerobak menunjuk tepat angka tujuh. 

    “Kaspo, Tala, ayo masuk gerobak, sudah waktunya tidur.”, kata ibu Kaspo penuh kasih sayang.

    Ibu mengangkat Tala, adik Kaspo, masuk ke dalam gerobak. Sedangkan Kaspo berusaha mengangkat tubuhnya sendiri agar dapat mencapai lubang gerobak, sehingga ia bisa memasukinya. Kaspo dan Tala harus tidur di dalam sebuah gerobak berbentuk balok yang panjangnya tak lebih dari 2 meter. Berbagi tempat dengan sang adik sudah biasa Kaspo lakukan. Apalagi kakak beradik itu harus tidur di atas tumpukan botol bekas yang terdapat di bagian dasar gerobak. Sedangkan ayah dan ibu Kaspo tidur di atas lembaran kardus bekas beratapkan atap bangunan tua yang terlihat retak disana sini. Begitulah kehidupan keluarga Kaspo.   

(Sumber gambar: www.google.com)
    Berprofesi sebagai pemulung menjadi alasan mengapa keluarga Kaspo tidak bisa membeli, atau setidaknya menyewa rumah. Untuk makan saja keluarga Kaspo pusing tujuh keliling. Pasalnya, botol bekas yang mereka cari baru akan dijual jika sudah terkumpul sedikitnya sepuluh karung. Padahal, dalam sehari keluarga Kaspo hanya mampu mengumpulkan lima karung. Itupun karung ke lima isinya tidak penuh. Walau demikian, harapan anak berusia dua belas tahun itu untuk menjadi pemain sepak bola profesional tak pernah pupus. Kaspo ingin mewujudkan impiannya itu. Ia tidak ingin hidup hanya untuk meneruskan perjuangan orang tuanya sebagai pemulung. Ia ingin berubah. Namun, dibalik kekurangannya itu, Kaspo tetap mensyukuri anugrah Tuhan yang telah diberikan kepadanya. 

    “Kukuruyuk....”, suara ayam yang merambat melalui udara dan masuk ke dalam telinga ayah Kaspo membangunkannya dari mimpinya. Matahari mulai menampakkan pesona tubuhnya. Hari telah berganti. Sang ayah membangunkan keluarga kecilnya itu. Lalu, mereka mulai menyiapkan diri untuk mencari botol-botol bekas, seperti yang biasa mereka lakukan.  

    Kaspo mulai melangkahkan kakinya meninggalkan bangunan tua itu. Begitu juga dengan kedua orang tuanya. Ayah Kaspo menarik gerobak di sisi depan, sedangkan sang ibu membantunya mendorong gerobak dari belakang. Tala duduk di dalam gerobak. Maklum, usianya baru tiga tahun. Kaspo berjalan mendahului keluarganya. Ia bertugas mencari sumber botol bekas, jadi ia bisa memberitahukan letak botol-botol bekas itu dan mengajak ayah serta ibunya untuk menuju tempat tersebut. 

    Perjalanan sudah memakan waktu tiga jam tiga puluh menit. Kaspo belum menemukan satu pun sampah botol bekas yang dicarinya itu. Kaspo beserta keluarganya mulai mencari botol-botol bekas di tengah keramaian kota. Keluarga Kaspo melewati jalan raya kota. Setelah melalui jalan penuh kendaraan bermesin canggih itu, tibalah keluarga Kaspo pada suatu tempat rekreasi yang sedang ramai akan pengunjung. Dalam benak sang ayah, pasti akan ada banyak sampah botol bekas dari tempat itu. Maka, sang ayah memerintahkan istrinya dan Kaspo untuk mulai mencari dan mengambil botol plastik yang telah terbuang di tempat itu. Karena Tala masih kecil, maka ibunya dengan sabar menggendong Tala selama ia bekerja. Sedangkan gerobak sebagai salah satu harta kekayaan mereka dipinggirkan. Penuh cekatan, sang ayah, ibu, serta Kaspo mengambil sampah botol plastik itu dan memasukkannya ke dalam karung.

    Kaspo yang kala itu sedang memungut botol bekas di dekat ayahnya, melihat sebuah truk besar berisi tumpukan sampah sedang terparkir di dekat pintu keluar tempat rekreasi itu.

    “Ayah, aku ingin mencari botol bekas di dalam truk itu, siapa tahu botol yang akan aku dapatkan lebih banyak dari yang telah aku dapatkan saat ini.”,izin Kaspo. 

    “Baiklah jika kamu memang mau. Tetapi ingat, nanti jika ayah panggil, kamu harus segera keluar.”,jawab sang ayah. 

    Kaspo pun meninggalkan ayahnya dan bergerak menuju truk besar berisikan sampah itu. Karena tinggi, kaspo merasa kesulitan untuk memasuki truk itu. Ia meminta salah satu petugas kebersihan yang kebetulan sedang berjalan melewati truk itu. 

    “Pak, tolong angkatkan tubuh saya ke atas truk ini.”,minta Kaspo. Tanpa basa-basi, petugas kebersihan itu mulai mempersiapkan tangannya untuk mengangkat Kaspo dan menjawab,
    ”Oke, siap-siap ya. Satu, dua, tiga.” Pada hitungan ketiga Kaspo diayunkan ke atas oleh petugas kebersihan. Kaspo mengucapkan terimakasih, dan petugas kebersihan itu pergi. Penuh dengan kecermatan, ketelitian, dan kehati-hatian, Kaspo mengorek-orek tumpukan sampah itu dan mencari botol bekas. Dari galian sampahnya itu, ia melihat puluhan sampah botol yang membuat hatinya merasa senang. Pencariannya itu tidak sia-sia. Apalagi, apa yang telah ia katakan kepada ayahnya itu memang benar adanya. Kaspo pun mengambil botol-botol itu. 

    Di luar truk, seorang yang merupakan pemilik truk sampah itu berjalan menuju truknya selepas buang air kecil di toilet tempat rekreasi itu. Orang itu hanya memakirkan kendaraannya untuk meminjam toilet. Setelah memasuki dan menduduki jok kursi pengemudi, orang itu menyalakan mesin dan mulai meninggalkan tempat rekreasi itu. Karena Kaspo telah larut dalam kesenangannya, ia tidak merasakan adanya getaran-getaran truk yang sedang dinaikinya.

    “Kaspo! Kaspo! Ayo pergi dari tempat ini! Kaspo, ayo pergi!”,teriak sang ayah.
Sang ayah curiga. Ia merasa ada yang janggal dari teriakannya itu. Biasanya, jika dirinya sudah menyebut nama Kaspo, pasti sang anak akan menyautnya. Namun, tidak untuk kali ini. Jantungnya berdebar-debar. Tak biasa ia merasa seperti ini. Sang ayah mulai mencari anaknya itu. Tak ada satu pun tanda-tanda kehadiran Kaspo, apalagi truk yang dinaiki Kaspo sudah tidak ada. Ia pun bertanya kepada salah satu petugas kebersihan yang melewatinya. 

    “Permisi, apakah Anda melihat anak kecil berwajah mirip saya di sekitar sini?”,tanya sang ayah. 

    “Tadi saya membantunya menaiki truk sampah di dekat sini.”,balas petugas kebersihan itu.

    “Dimanakah truk sampah itu sekarang?”,tanya sang ayah penuh harap.
    “Tadi saya melihat truk sampah itu meninggalkan tempat rekreasi ini”,jawab petugas kebersihan itu disertai dengan rasa khawatir, seperti yang dirasakan ayah Kaspo. 

    “Apa?! Sudah pergi? Astaga!”,teriak sang ayah. 

    Kemana perginya truk itu?”,lanjut sang ayah.

    “Maaf, saya kurang tahu. Namun, biasanya truk-truk sampah akan menuju tempat akhir pembuangan.”,balas petugas kebersihan itu. 

    Ayah Kaspo meninggalkan sang petugas kebersihan dengan berat hati, dan menuju ke tempat istrinya berada. Istrinya panik, melihat suaminya tidak menggandeng Kaspo. “Mana Kaspo?”, tanya sang ibu. Sang ayah menjelaskan kepergian anak sulungnya itu dengan terbata-bata. Mereka kebingungan mau mencari anaknya dimana. Mereka tidak dapat melakukan hal lain selain berdoa. Pasalnya, keterbatasan biaya dan alat transportasi membuat mereka tidak dapat bepergian jauh. Orang tua Kaspo selalu memohon dan berharap pada Tuhan supaya anaknya dapat kembali ke dalam pelukan mereka.   

    Kembali ke Kaspo. Tanpa disadari, Kaspo telah bergerak menjauhi keluarganya. Di tengah perjalanan, truk sampah yang dinaiki Kaspo melewati jalan menurun. Hal itu sontak membuat Kaspo tersungkur dari posisi sebelumnya yang berdiri. Segera, ia melihat ke arah luar truk. Dilihatnya pohon-pohon di pinggir jalan sedang bergerak menjauhi dirinya. Hal itu membuatnya berpikir bahwa truk sampah yang dinaikinya sedang bergerak. Ia tidak dapat melakukan apa-apa. Kaspo duduk merenung meratapi nasibnya di atas tumpukan sampah dengan perasaan sedih. 

    Setelah melewati perjalanan yang panjang, truk akhirnya berhenti. Kaspo menyadarinya. Pelan namun pasti, Kaspo keluar dari truk. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Kaspo hanya memandangi tumpukan sampah yang terhampar di depan matanya, ia juga melihat orang-orang yang sedang mengais sampah di tempat itu. Ia menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat pembuangan akhir. 

    Pandangannya tertuju pada suatu aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak pada dua ratus kaki dari tempatnya berdiri. Ia mulai menggerakkan kedua kakinya menuju ke tempat anak-anak itu berada. Kepalanya dipenuhi dengan keheranan. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, apa yang membuat anak-anak itu bermain sepak bola di tempat yang kotor ini. Padahal, biasanya di waktu luang ia bermain sepak bola bersama teman barunya di lapangan. Kesibukannya sebagai pemulung botol bekas memang tidak menjadi beban bagi Kaspo. Ia justru mampu membagi waktuya setelah mencari botol bekas untuk bermain sepak bola, hal yang sangat digemari Kaspo. Apalagi, Kaspo tidak memiliki teman bermain yang tetap. Alasannya, ia selalu berpindah-pindah tempat dalam mencari rejeki.

    Kaspo pun melakukan apa yang biasa ia lakukan. Ia ikut bermain sepak bola dengan anak-anak yang baru ditemuinya di tempat itu. Anak-anak itu bersedia menjadi teman main Kaspo. Kaspo menggiring bola dengan cekatan layaknya pemain bola dunia, sebut saja Cristiano Ronaldo. Belum sampai lima menit bermain, Kaspo sudah mencetak gol. Teman-teman setimnya pun merasa terbantu dengan adanya Kaspo.

    Dari kejauhan, tampak seorang berpostur tegap dan berjas hitam, sedang berjalan mendekati Kaspo dan teman-temannya. Tanpa sepengetahuan Kaspo, orang itu terus memerhatikan permainan Kaspo. Selesai bermain, orang itu memanggil Kaspo dengan sebutan anak pencetak gol. Kaspo kemudian berjalan mendekati orang itu. Ia berbicara panjang lebar mengenai pesona serta penampilan Kaspo dalam menggiring bola. Singkat cerita, Kaspo menerima tawaran orang tersebut untuk dibawa ke tempat kerja orang itu untuk dibina, dan nantinya Kaspo akan menjadi pemain sepak bola profesional, seperti impiannya. Kaspo dan orang itu pergi meninggalkan tempat akhir pembuangan sampah menggunakan mobil super cepat. Mobil itu melaju dengan kecepatan penuh. Kurang dari sepuluh menit Kaspo sudah sampai di tempat tujuan. 

    Benar kata orang tadi. Setelah dibina dengan baik selama beberapa tahun, Kaspo kini telah bergabung dengan klub sepak bola nasional. Setiap kali ada pertandingan, dirinya selalu menjadi andalan serta perhatian di klub itu. Bagaimana tidak, Kaspo menjadi striker klub sepak bola ternama di negerinya. 

    Berita itu telah sampai ke telinga keluarganya. Apalagi, ketika ayahnya sedang memulung di dekat warung makan, dari luar ia melihat siaran sepak bola dari televisi di dalam warung makan tersebut. Dilihatnya anak sulungnya sedang berjuang untuk memasukkan si kulit bundar ke dalam gawang lawan. Karena penasaran, sang ayah masuk ke dalam warung makan itu, tetapi pemilik warung makan tersebut tidak mengizinkan ayah Kaspo untuk masuk. Ayah Kaspo tak lantas menyerah, ia mencoba masuk kembali dan meyakinkan pemilik warung makan itu mengenai anaknya yang sedang bertanding itu. Ia menanyakan kepada pemilik warung itu siapa sebenarnya pemain sepak bola yang sedang bertanding itu. Namanya benar Kaspo dan wajah sang ayah tak jauh berbeda dengan wajah orang yang sedang bermain sepak bola itu. Penuh keyakinan dan fakta mengenai ciri yang sama antara sang ayah dengan orang yang sedang bertanding sepak bola itu, sang ayah menuju ke tempat istri dan anak perempuannya berada. Ia menceritakan berita hangat yang baru saja didapatnya mengenai anak mereka yang hilang. 
    
    Tak lama setelah pertandingan Kaspo usai, dirinya diminta salah satu stasiun televisi untuk memberikan tanggapannya mengenai pertandingan sore ini. Setelah menjawab pertanyaan itu, sang reporter melontarkan pertanyaan terakhirnya kepada Kaspo. “Kaspo, apa yang menjadi keinginanmu selama ini?”,tanya sang reporter. “Keinginanku hanya satu. Aku ingin bertemu keluargaku.”,balas Kaspo dengan nada merendah. Mengetahui hal tersebut, sang pemilik warung makan yang dari tadi menyaksikan laga tanding tim Kaspo bergegas mencari pemulung yang baru saja mampir di tempat kerjanya. Setelah bertemu, sang pemilik warung makan memberitahukan kebenaran Kaspo yang kehilangan keluarganya. Mereka kemudian membahas perjalanan yang akan dilakukan agar dapat menemui Kaspo di tempatnya berlatih sepak bola.   

    Kesepakatan pun terjadi. Besok pagi, keluarga Kaspo akan pergi ke tempat berlatih Kaspo disaat tim Kaspo berlatih sepak bola. Sang pemilik warung makan berbaik hati menawarkan tumpangannya kepada keluarga Kaspo. Ia pun tak lagi sungkan-sungkan membolehkan keluarga Kaspo untuk masuk dan makan di warung makannya serta melepaskan biaya makan untuk keluarga Kaspo. 

    Hari telah berganti. Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, keluarga Kaspo bersama pemilik warung makan itu berangkat menuju lapangan yang biasa digunakan tim Kaspo berlatih. Sesampainya di lapangan sepak bola, keluarga Kaspo keluar dari mobil yang mereka tumpangi. Dari kejauhan terlihat ada beberapa orang yang sedang berlatih sepak bola. Keluarga Kaspo pun berjalan mendekat menuju ke tempat para pemain sepak bola itu berlatih. Satu persatu wajah orang-orang itu diamati oleh ayah, ibu, serta adik Kaspo. Namun, mereka tidak menemukan batang hidung Kaspo. Mereka memutuskan untuk duduk di pinggir lapangan sepak bola.   

    Dua puluh meter dari arah mereka duduk, terlihat beberapa wartawan yang sedang mengerubungi seseorang yang merupakan bagian dari pemain sepak bola yang akan berlatih hari ini. Terdengar kata Kaspo dari mulut para wartawan, dan suara itu didengar oleh sang ayah. Penasaran, sang ayah berjalan mendekati kerumunan wartawan itu. Penuh dengan perjuangan, sang ayah menerobos para wartawan yang haus akan berita. Betapa terkejut sang ayah ketika melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya. Begitu pula dengan Kaspo. Tanpa basa-basi, Kaspo langsung memeluk tubuh sang ayah yang telah rapuh dengan penuh rasa suka cita. Dirinya tak menyangka akan bertemu dengan ayah tercintanya di tempat itu. Kemudian, sang ayah memberitahu bahwa ibu Kaspo beserta adiknya berada di tempat ini. Menarik lengan sang ayah, Kaspo berlari meninggalkan para wartawan untuk menemui sang ibu tercinta dan adiknya tersayang. Mereka berempat saling berpelukan. Lantas, peristiwa ini menjadi sorotan para wartawan dan menjadi kabar hangat dari dunia sepak bola. Kini, media massa memberitakan kisah haru ini mengenai pertemuan keluarga Kaspo dengan pemain sepak bola ternama, Kaspo yang telah terpisah selama beberapa tahun.

    Pertemuannya dengan Kaspo telah mengubah kehidupan keluarga Kaspo. Kini, sang ayah dan ibu tidak lagi tidur beralaskan kardus. Begitu pula dengan sang adik, Tala yang biasa tidur di dalam gerobak. Keluarga Kaspo sudah menempati sebuah rumah idaman berkat kerja keras Kaspo. Keluarga Kaspo telah meninggalkan profesi lamanya sebagai pemulung. Sang ayah kini menjadi pengurus klub sepak bola yang dibintangi Kaspo. Sang ibu menjadi ibu rumah tangga, sedang Tala sedang berjuang untuk dapat mengikuti pelajaran di sekolah barunya. Kaspo tak henti-hentinya mengucap rasa syukur kepada Tuhan yang telah menolongnya dalam mewujudkan impiannya, serta merubah nasib keluarganya.                                       

Jumat, 02 Mei 2014

Echinodermata

Nama Echinodermata berasal dari bahasa Yunani, echinos berarti duri, dan derma berarti kulit. Echinodermata adalah hewan yang kulitnya banyak ditumbuhi duri, sehingga disebut hewan berkulit duri. Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata. Habitat hewan ini di laut, mulai dari pantai hingga laut dalam dan bergerak lambat dengan kaki amburakal. 

A. Karakteristik Echinodermata
  1. Bentuk tubuh dewasanya adalah simetris radial, sedangkan larvanya berupa simetris bilateral. Larva dapat berenang bebas, yang disebut bipinaria.
  2. Pergerakannya dengan sistem amburakal atau sistem pembuluh air. Echinodermata  memiliki kaki buluh yang disebut kaki amburakal yang terdiri atas kaki-kaki tabung. Pada sistem amburakal terdapat bagian-bagian sebagai berikut.
      1. Madeporit, berupa lubang sebagai tempat masuk dan keluarnya air.
      2. Saluran batu, yaitu saluran yang menghubungkan madreporit dengan saluran cincin.
      3. Saluran cincin, ialah saluran yang melingkari mulut.
      4. Saluran radial, yakni cabang saluran cincin yang terdapat pada tiap lengan.
      5. Saluran latera, merupakan percabangan dari saluran radial.
      6. Kaki amburakal atau kaki tabung, merupakan tabung berdinding elastis yang terletak di permukaan oral.
      7. Gelembung otot atau disebut ampula, merupakan kantong berdinding elastis yang terletak di permukaan oral.
  3. Pada permukaan tubuhnya memiliki lima buah daerah radial simetris.
  4. Tubuh tertutup oleh epidermis dan diperkuat serta disokong oleh rangka dalam dari lempeng-lempeng kapur.
  5. Alat pencernaan telah berkembang dengan baik, terdiri atas mulut, kerongkongan, dan usus. Ada beberapa jenis yang tidak memiliki anus. Khusus pada Ophiuroidea, alat pencernaannya belum berkembang dengan baik.
  6. Alat peredarannya merupakan sistem radial, tetapi telah mereduksi, sehingga sukar diamati.
  7. Selom dibatasi oleh peritonium yang bersilia. Selom berisi cairan yang mengandung sel-sel ameboid yang dapat bergerak bebas. Selom ini merupakan satu-kesatuan sistem dengan kaki tabung yang penting untuk gerak.
  8. Alat pernapasannya berupa papula, insang, kaki tabung, dan tentakel.
  9. Sistem saraf yang berkembang baik adalah serabut saraf melingkar mulut (sirkum oral) dan serabut saraf radial.
  10. Berkembang biak secara kawin, berkelamin terpisah, dan lubang kelamin terdapat pada setiap pangkal lengan.
  11. Echinodermata merupakan hewan pemakan sampah di laut, sehingga laut menjadi bersih.
  12. Secara evolusi, echinodermata memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan Chordata dibandingkan dengan invertebrata lainnya.
   Struktur Tubuh Echinodermata
Umumnya Echinodermata mempunyai lengan sebanyak lima atau kelipatan bilangan tersebut. Ada yang mempunyai lengan hingga 50 buah. Untuk yang tidak mempunyai lengan, tubuhnya tersusun atas lima buah keping utama atau bersifat pentagonal. Warna tubuh Echinodermata sangat bervariasi, ada yang hitam, merah, kuning, ungu, cokelat, dan sebagainya. Ukuran tubuhnya juga bervariasi, umumnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

B. Klasifikasi Filum Echinodermata
    Filum Echinodermata dibagi menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea, Echinoida, Ophiuroidea,  Holothuroidea, dan Crinoidea.

1)  Kelas Asteroidea (Bintang Laut)
Asteroidea memiliki sekitar 1,500 spesies bintang laut, yang kebanyakan memiliki tubuh yang pipih secara dorsoventral. Tubuh berbentuk bintang dengan lima lengan. Habitat Asteroidea di pantai, khususnya di batu-batu karang, namun ada pula yang hidup di lumpur. Jenis yang banyak ditemukan adalah bintang laut merah atau Asterias foberi. Jenis yang berukuran cukup besar adalah Pisaster ochraceus yang hidup di Samudra Pasifik.
 
            a.       Struktur Tubuh Asteroidea
Tubuh bintang laut terdiri atas keping utama (central disk) yang dilengkapi lima lengan pipih. Pada ujung setiap lengan terdapat tentakel lunak yang dilengkapi bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Seluruh tubuhnya terlindungi oleh epidermis bersilia. Pada beberapa jenis bintang laut, rangka dalamnya berupa tulang-tulang kecil dengan bentuk yang sangat variatif dan tersusun dengan pola yang tidak teratur, yang merupakan penyokong tubuh dan tersusun dari lempeng-lempeng zat kapur atau osikulus. Tulang-tulang kecil tersebut disatukan oleh otot dan diikat oleh jaringan ikat. Di sebelah dalam rangka dalam terdapat selom yang dibatasi oleh jaringan epitel bersilia.
Pada permukaan tubuh bagian atas atau aboral terdapat duri-duri tumpul yang terbuat dari zat kapur. Pada bagian aboral terdapat madreporit, lubang kelamin, dan anus. Pada permukaan tubuh bagian bawah atau oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh selaput peristomialPada permukaan oral setiap lengan terdapat celah amburakal. Pada celah ini berjejer dua atau empat baris kaki amburakal. Lengan dapat dilenturkan oleh otot berserabut yang terdapat di dalam dinding tubuh. Pembuluh kaki juga dilengkapi dengan otot berserabut.

b.       Sistem Pembuluh Air
   Bintang laut bergerak dengan kaki amburakal yang merupakan bagian dari sistem  pembuluh air. Sistem pembuluh air terdiri dari organ berikut.
    1. Madeporit, merupakan lubang tempat masuk dan keluarnya air, tedapat di permukaan aboral dekat anus. Lubang ini dilengkapi saringan untuk mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam sistem saluran air.
    2. Saluran batu, yaitu saluran yang menghubungkan madreporit dengan saluran cincin.
    3. Saluran cincin, merupakan saluran air yang melingkari mulut.
    4. Saluran radial, merupakan cabang saluran cincin yang terdapat pada tiap lengan.
    5. Saluran lateral, merupakan percabangan dari saluran radial. Saluran ini berakhir di ampula dan kaki amburakal.
    6. Kaki amburakal atau Kaki tabung, merupakan tabung berdinding elastis yang terletak di permukaan oral.
    7. Gelembung otot atau disebut ampula, merupakan kantong berdinding elastis yang terletak di permukaan oral.
Pergerakan bintang laut dengan menggunakan kaki amburakal berlangsung sebagai berikut.
Air dari luar masuk ke sistem pembuluh air melalui madreporit, mengalir melalui saluran batu, terus ke saluran cincin, saluran radial, saluran lateral, dan akhirnya sampai ke ampula. Sampainya air pada ampula akan menyebabkan dinding ampula berkontraksi, sehingga air terdorong cukup kuat ke kaki tabung. Hal ini menyebabkan kaki tabung memenjang. Bila tubuh bintang laut akan bergerak ke kanan, maka kaki tabung lengan kanan akan memegang objek yang ada di bawahnya, sedangkan kaki tabung lengan yang lainnya tidak memegang objek. Selanjutnya, ampula akan mengembang kembali dan air akan mengalir melalui saluran yang berlawanan ketika dia masuk. Kaki tabung lengan kanan yang memegang objek akan menyeret tubuh hewan tersebut ke arahnya. Bila hewan tersebut akan ke kiri, maka kaki tabung lengan kiri lainnya tidak memegang objek. Dengan cara demikian hewan Echinodermata bergerak. Gerakan yang dilakukan dengan amburakal sangat besar.

c.       Respirasi dan Ekskresi 
      Bintang laut bernapas menggunakan papula dan kaki amburakal. Papula maupun kaki amburakal terdiri atas jaringan tipis dan elastis. Pada bagian ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

            d.       Reprouksi Bintang Laut
Bintang laut berkembang biak secara kawin dan berkelamin terpisah. Kelenjar kelamin jantan ataupun betina terdapat pada setiap lengan. Pembuahannya berlangsung secara eksternal, yaitu di dalam air. Telur yang telah dibuahi akan membelah dengan cepat menghasilkan blastula bulat berdiameter 0,2 mm, bersilia, dan dapat berenang. Selanjutnya, akan berkembang menjadi larva bilateral simetris yang disebut bipinaria. Setelah mengalami metamorfosis, akhirnya dihasilkan bintang laut dewasa. 

e.   Contoh Asteroidea
Beberapa contoh bintang laut ialah sebagai berikut.
1.  Asterias foberi
2. Linckia laevigata
3. Pentaceros
4. Culcita sp.

2)  Kelas Echinoidea (Landak Laut) 
      Memiliki sekitar 950 spesies bulu babi dan pasir dollar. Beberapa jenis landak laut hidup di sela-sela bebatuan di pantai, di bawah rumput laut, dan ada juga yang membenamkan dir dalam tanah di sekitar daerah muara sungai.

a.   Struktur Tubuh Echinoidea
Semua anggota Echinoidea memiliki bentuk tubuh bundar, tidak mempunyai lengan, dan memiliki duri-duri yang dapat digerakkan yang tumbuh di seluruh permukaan tubuhnya. Duri-duri tersusun atas kalsium karbonat dan tumbuh pada turbekel. Duri ini mudah patah dan dapat digerakkan oleh turbekel beserta otot yang melekat padanya.
Landak laut memiliki mulut di daerah oral yang dikelilingi oleh lima gigi yang kuat dan tajam, yang ditunjang oleh rangka yang kompleks. Gigi tersebut disokong oleh lima rangka samping, disebut lentera Aristoteles. Bagian ini berfungsi untuk mengambil makanan. Di dekat mulut atau peristonium terdapat sphaeridia yang merupakan organ tangkai panjang. Di permukaan landak laut bagian aboral, terdapat anus, madeporit, dan lubang kelamin.  

b.   Cara Gerak Echinoidea
Pergerakan landak laut dilakukan dengan menggunakan kaki amburakal yang pendek-pendek dan dibantu oleh duri-duri yang panjang. Bersamaan dengan gerakan itu, sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
c.   Reproduksi Echinoidea  
    Echinodermata berkembang biak secara generatif dan berkelamin terpisah. Pembuahannya berlangsung secara eksternal. Fertilisasi sperma dan ovum terjadi di air (membentuk zigot), kemudian tumbuh memjadi larva plutea yang memiliki lengan panjang bersilia. Setelah mengalami metamorfosis, larva tersebut akan berubah menjadi Echinoidea muda.

d.   Contoh Echinoidea
  1. Bulu babi (Tripneustes gratilla) 
  2. Bulu babi gerip (Heterocentrotus mammillatus) 
  3. Bulu babi jarum (Diadema setosum)  
  4. Bulu babi duri pendek (Echinos esculentus) 
  5. Bulu babi bentuk cakram (Echinos discus) 
  6. Bulu babi bentuk jantung (Echinos cardium) 
  7. Arabica punctulata
3)  Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular)
a.   Struktur Tubuh Ophiuroidea
Bintang ular memiliki tubuh berbentuk bola cakram kecil dengan lima lengan atau kelipatannya yang bersifat fleksibel dan mudah putus. Hewan ini mempunyai daya regenerasi tinggi, artinya lengan yang putus akan segera diperbaiki. Tiap-tiap lengan bintang ular memiliki ruas-ruas yang sama besar, terdapat selom yang berukuran kecil, pembuluh darah, tali-tali saraf, dan cabang sistem pembuluh air. Kaki tabungnya terletak ventrolateral tanpa dilengkapi ampula. Bagian ini berfungsi untuk membantu meneruskan makanan ke mulut, sebagai alat respirasi, dan alat sensori. Pada bagian lateral terdapat duri, sedangkan pada bagian dorsal dan ventralnya tidak memiliki duri.
Bintang ular tidak mempunyai kaki amburakal dan pediselaria. Namun, pada lengan bintang ular terdapat kaki amburakal kecil yang disebut tentakel. Tentakel terletak secara ventrolateral dengan alat isap (ampula). Lengan bintang laut bersegmen-segmen, tiap segmen berisikan dua buah osikel berbentuk silindris dan ditutup oleh empat buah lempengan spinelet. Di dalam lengan terdapat saluran selom kecil, batang saraf, pembuluh darah, dan cabang-cabang sistem vaskular.    
Mulut bintang ular terletak di pusat tubuh yang dikelilingi oleh lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang. Lambung berbentuk kantong dan tidak memilik anus. Makanan yang tidak tercerna dikeluarkan kembali ke mulut. Di sekitar mulut terdapat lima pasang kantong kecil bercelah yang berfungsi sebagai alat respirasi dan menerima saluran gonad.

            b.   Cara Gerak Ophiuroidea
Pergerakan bintang ular dengan menggunakan lengannya. Bintang ular dapat berpindah tempat dengan gerakan mengular, memegang suatu objek dengan satu lengan atau lebih kemudian menghentakkannya. Selain itu, hewan ini juga dapat berenang dengan menggunakan lengannya. Pergerakan bintang ular lebih cepat dibandingkan Echinodermata lainnya.

c.    Reproduksi Ophiuroidea
Bintang ular memiliki kelamin yang terpisah. Reproduksinya dilakukan secara seksual dengan melepaskan sel kelamin ke dalam air, sehingga terjadi pembuahan. Hasil pembuahan tersebut akan tumbuh menjadi larva mikroskopis bersilia yang disebut pluteus. Selanjutnya, larva pluteus akan mengalami metamorfosis hingga akhirnya terbentuk bintang ular.

d. Contoh Ophiuroidea
a. Ophioplocus sp.
b. Ophiothrix
c. Gorgonocephalus

4)  Kelas Crinoidea (Lilia Laut) 
     Crinoidea merupakan kelas yang paling sensitif. Kelas ini mencakup sekitar 600 spesies Crinoida. Crinoidea hidup di laut sampai kedalaman 3.684 m. Hewan ini hidup secara melekat pada suatu objek. Bentuk tubuhnya simetris radial. Pada dasarnya :
 a. hewan yang simetri radial hidup secara melekat atau merayap seperti hydra,
 b. hewan yang simetris bilateral dapat bergerak,
 c. tetapi bentuk simetris radial pada Crinoidea dalam evolusi berbeda dengan hydra, sebab nenek moyang Echinodermata adalah hewan simetris bilateral.

      a.   Struktur Tubuh Crinoidea
Sepintas tubuhnya menyerupai tumbuhan. Ukuran tubuhnya kecil berbentuk seperti piala. Hewan yang termasuk lilia laut memiliki bentuk tubuh seperti bunga lilia, bunga bakung, atau seperti bulu burung. Memiliki lengan yang panjang menyerupai daun, yang disebut pinula. Pinula berjumlah lima atau kelipatannya. Tubuh dengan pinulanya ini disebut mahkota. Beberapa jenis lilia laut ada yang memiliki tangkai yang berasal dari daerah aboral (seberang mulut). Tangkai digunakan sebagai alat melekatkan diri pada dasar laut. Permukaan oral setiap lengan mempunyai celah amburakal yang terbuka, dibatasi oleh silia dan kaki tabung yang menyerupai tentakel.
Mulut lilia laut terletak di daerah oral pada bagian atas tubuh. Mulutnya dikelilingi oleh tentakel halus yang disebut sirri. Makanan ditangkap oleh tentakel yang selanjutnya masuk ke dalam mulut. Mulut dan anus terletak sebelah-menyebelah. Anusnya berbentuk tabung seperti kerucut yang menonjol.  Antendon tenella adalah jenis lilia laut yang memiliki tangkai, tetapi tidak memiliki sirri yang lentur untuk memegang suatu objek.
Pada bagian oral, setiap lengan lilia laut memiliki lekukan amburakal yang ditandai dengan garis bersilia dan berisi tentakel-tentakel seperti kaki buluh. Crinoidea tidak memiliki madreporit. Sistem sarafnya terdiri atas pusat saraf (berbentuk cincin) yang mengelilingi daerah mulut dan tali-tali saraf yang ada pada setiap lengannya.
Lilia laut memiliki daya regenerasi yang besar. Selomnya sempot dan gonad biasanya terdapat dalam pinula.

b.   Reproduksi Crinoidea
Reproduksi Crinoidea dilakukan secara seksual dan pembuahan berlangung di luar tubuh. Pada beberapa jenis Crinoidea, telurnya tetap menetap pada pinula sampai menetas. Telur menetas menghasilkan larva muda yang tidak memiliki mulut. Setelah beberapa hari, larva tersebut akan menempel dengan menggunakan bagian anteriornya. Pada perkembangan berikutnya, tumbuh lengan baru pada tubuh Crinoidea.

c.   Contoh Crinoidea
Pada tubuh Crinoidea banyak tedapat makhluk hidup komersial dan parasit, terutama dari kelompok polychatea. Beberapa contoh Crinoidea antara lain sebagai berikut.
a. Holopus (Lilia laut tidak bertangkai)
b. Antendon sp.
c. Metacrinus
d. Ptilocrinus pinnatus (Lilia laut dengan lima lengan atau kelipatannya).

5)  Kelas Holothuroidea (Teripang)
a.    Struktur Tubuh Holothuroidea
 Tubuh Holothuroidea lunak, berbentuk bulat panjang, terlindung oleh lapisan lunak yang tersusun atas osikel yang amat halus, dan tidak mempunyai lengan. Pada ujung anterior terdapat mulut yang dikelilingi 10 sampai dengan 30 buah tentakel. Fungsi tentakel ini dapat disamakan dengan kaki tabung bagian oral Echinodermata lainnya.
Dinding tubuh Holothuroidea tertutup oleh epidermis yang umumnya bersilia. Di sebelah luar epidermis yang tidak bersilia sering dilapisi lapisan kutikula. Di sebelah dalam epidermis terdapat otot memanjang dan melingkar yang memungkinkan tubuh teripang dapat memanjang dan memendek seperti cacing.
Alat pencernaannya terdiri atas esofagus, lambung, usus yang cukup panjang, dan berakhir di usus kloaka. Zat-zat makanan hasil pencernaan diserap oleh usus dan diedarkan oleh sel-sel amebosit yang terdapat pada cairan tubuhnya. Sistem pembuluh airnya terdiri atas madreporit, saluran cincin yang mengelilingi esofagus, dan saluran radial yang berhubungan dengan bagian ampula sepanjang lapisan otot.

b.   Reproduksi Holothuroidea
Teripang berkembang biak secara kawin dan berkelamin terpisah. Gonadnya berbentuk seperti sikat dilengkapi saluran-saluran halus yang dihubungkan dengan saluran kelamin yang terletak dekat tentakel. Pembuahannya bersifat eksternal. Telur yang telah dibuahi setelah menetas akan menghasilkan larva yang disebut aurikularia.

c.   Contoh Holothuroidea
a.   Thyonebriareus (teripang atau mentimun)

C.  Peranan Echinodermata
  1. Beberapa jenis mempunyai nilai ekonomis, yaitu teripang. Hewan ini dapat diolah menjadi kerupuk teripang. 
  2. Membantu membersihkan air laut, karena sebagian besar Echinodermata adalah pemakan bangkai.  

Sumber: 
Buku paket Biologi kelas 1 SMA
http://prestasiherfen.blogspot.com/2010/05/filum-echinodermata.html (Diakses pada 30 Maret 2012)